Perhatikan peta jembatan tol tersebut dibawah ini:
Bicara soal Jembatan Tol, jembatan berjenis ini agaknya dibuat sangat kuat hingga konstruksinya akan bertahan selama beberapa dasawarsa (bahkan sampai dalam hitungan abad). Bandingkan dengan jembatan biasa tanpa tarif seperti pada jembatan Comal sebagai penghubung lalu-lintas Jawa Barat (Jakarta) dan Jawa Tengah (Semarang) yang kapasitasnya hanya dibatasi sampai beberapa ton saja per kendaraan; sedangkan untuk Jembatan Tol seperti ini, tengok saja ada berapa kendaraan yang melintas tiap harinya... bahkan banyak diantaranya kendaraan ini didominasi trailer dan bus serta truk. Karena jembatan tersebut menghantarkan arus dari Surabaya ke barat (Mojokerto, Jombang, Kediri, Nganjuk, Tulungagung sampai ke Yogyakarta atau Solo). Meski berdasar pantauan Rental Sewa Mobil Honda Mobilio di Surabaya alternatif untuk jembatan ini ada beberapa di sebelah barat atau timurnya (kira-kira 2-5 km), tapi untuk mencapai jalan ini kita perlu memutar agak jauh. Kira-kira satu jam, hingga kembali ke jalur aslinya yaitu di Bypass Surabaya - Mojokerto.
Namun, dibandingkan dengan apa yang terjadi pada berita berikut ini:
http://www.antaranews.com/berita/454716/kerusakan-jembatan-comal-berdampak-ke-tarif-bus
Ketika sebuah jembatan berfungsi sangat vital, agaknya dipertimbangkan dibangun lebih dari satu di jalan perintis yang agak berdekatan. Ini berfungsi sebagai alternatif jembatan utama yang menampung lebih banyak muatan. Yang Sewa Rental Mobil Murah di Surabaya lihat pada kasus Jembatan Comal ini sangat parah sehingga mengganggu kelancaran arus lalu-lintas dari Barat ke Timur dan sebaliknya. Bila Rental Sewa Mobil di Surabaya Barat cermati beritanya, rute berputarnya sampai akhirnya tiba di Semarang ini sangat parah selisihnya... hingga memakan dua-tiga kali dari waktu tempuh awalnya. Gila nggak?
Perbaikan Jembatan Comal, Jawa Tengah. Image: tribunnews.com |
Untuk mencegah kerugian, maka tarif bus naik sekian persen (kenaikan hanya di kisaran bus non-ekonomi). Bila perusahaan otobus yang juga menyediakan dua kelas kelas non-ekonomi dan ekonomi mungkin tidak akan ada masalah karena bisa subsidi silang. Tetapi, ini akan memberatkan perusahaan otobus yang hanya menyediakan kelas ekonomi. Jika dikalkulasi, untuk satu kali rute penumpang ditarif sekian puluh ribu hingga ratusan ribu tergantung jauh dekatnya. Yang tentu saja dari setiap bus ini tidak penuh hingga 100% karena banyaknya antrian bus yang ada dibelakangnya. Sehingga, bus tersebut memperoleh tambahan penumpangnya di perjalanan.
Hanya saja, bagaimana jika ini terjadi pada trayek yang akan dituju pelanggan Sewa Rental Mobil Livina di Surabaya? Tentunya akan rugi besar ketika mereka menggunakan kendaraan yang kenyamanannya terukur berdasarkan terawatnya armada dalam kesehariannya. Mengapa rugi besar? Karena apa yang pelanggan bayarkan tidak berdasar panjang-pendek dari sebuah rute yang akan ditempuh, tetapi berdasarkan setengah harian atau seharian. Bila jarak tempuh awalnya dapat dicapai dalam 12 jam tetapi molor hingga dua hari dua malam, tentu akan memberatkan pelanggan Rental Sewa Mobil Livina di Surabaya bila dipikir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar